Translate

pendidikan

Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada Di Indonesia



Assalaamu’alaikum akang dan teteh, kali ini HaInfo menampilkan berita dari 3 media online yang memuat tentang diskusi budaya dan peluncuran buku ” Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia”. Apa hubungannya ini dengan Hikmatul Iman ? Penasaran kan…. Silakan disimak beritanya dan amati foto dokumentasinya.

NRMnews.com – JAKARTA

Diskusi bertajuk “…Bencana dan Peradaban…” sekaligus bedah buku Danny Hilman Natawidjaja yang berjudul “…Plato tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia…”, diselenggarakan di Gedung Krida Bakti, Sekretariat Negara, pada Senin (20/05/2013).
Acara ini dihadiri kalangan akademisi,pemerintahan, militer, mahasiswa, maupun sipil. Diskusi ini salah satunya berupaya memberikan pembuktian terhadap sanggahan penelitian tim katatrospik purba, yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki peradaban megalitik, yang tinggi sebagai pseudoscience yang tidak ilmiah.
“…Sungguh miris bahwa Plato yang hidup pada tahun 450 SM, kita pakai konsep republiknya, konsep unsur pembentukan alam utamanya yang terdiri dari air, api, tanah dan udara, tapi kenapa kisah Atlantis dalam dialog timeaus and critias plato dianggap khayalan…? “ ujar Dr Danny Hilman.
Selain mengupas kecocokan antara deskripsi Plato tentang Atlantis dengan kondisi Indonesia, poin yang ingin ditunjukkan para pemberi materi adalah mengenai hubungan bencana dan peradaban. Hidup ini tidak linier, dari beberapa penemuan, terlihat betapa manusia berusaha selamat dari katastropik.
Peradaban manusia mencapai tingkat yang tinggi kemudian dihancurkan oleh bencana katatrospik yang besar seperti gempa bumi, gunung meletus, maupun tsunami. Hal-hal semacam ini juga banyak dicontohkan dalam kitab-kitab suci dan cerita-cerita rakyat.
Para ahli yang menjadi pembicara seperti Dr Andang Bachtiar, pembina Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Arkeolog Dr. Ali Akbar sepakat bahwa ini saatnya bekerjasama untuk mempelajari lagi semua sumber tertulis maupun lisan agar dapat menguak kembali semua kisah peradaban, yang masih terpendam dimana perkembangan populasi dan peradaban manusia selalu dijatuhkan oleh bencana.
“…Di hari kebangkitan nasional ini sangat penting untuk sama-sama bangkit merekonstruksi peristiwa masa lalu dan peradaban yang lampau, Selamat kepada bapak Danny Hilman dan tim katatrospik yang berupaya mengungkap sejarah katatrospik bagaimana kita bisa bertahan menghadapi bencana besar sehingga dapat menjadi bekal bagi masa yang akan datang…” ujar Dekan FIB UI, Bambang Wibawarta.

The Globe Journal (theglobejournal.com)

Atlantis adalah misteri yang menggoda para ilmuwan, dan kaum spritualis untuk menelisik kembali peradaban maju manusia yang, konon, hilang ditelan bumi. Sampai saat ini, setidaknya ada ribuan buku telah ditulis ihwal legenda itu.
Pada mulanya adalah Plato (427-347 SM), filsuf Yunani, mencatat cerita soal benua hilang itu dalam dua karyanya, Timaeus dan Critias. Keduanya adalah karya terakhir Plato, yang ditulis pada 347 SM.
Berdasarkan dua karya Plato itu, DR Danny Hilman Natawidjaja, menelurkan sebuah buku yang berjudul “Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia.”
“Konsep utama unsur pembentukan alam terdiri dari air, api, tanah, dan udara. Semua itu tertuang dalam dua karya Plato Timaeus dan Critias, jadi tidak mungkin Plato berbohong dan berkhayal,” kata Danny Hilman, di sela acara Diskusi Bencana dan Peradaban dan Peluncuran Buku “Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia,” di Jakarta, 20 Mei 2013.
Danny menambahkan, dua karya Plato itu berasal dari manuskrip yang dimiliki oleh kakeknya yang didapat dari Mesir yang sudah ditranskip ke dalam bahasa Yunani.
Di karya Critias menyebutkan kalau Atlantis berasal dari 9.600 SM atau 11.600 tahun yang lalu. Atlantis dijelaskan sebagai wilayah tropis, bertemperatur sedang, berbentuk daratan besar yang sangat indah, subur, banyak sumber air, flora, fauna, dan bahan tambang logam mineral.
“Di karya itu juga dikatakan ada dua binatang buas di Atlantis. Apakah itu harimau atau komodo?” ujar Danny.
Mirip dengan Indonesia
Kesamaan Atlantis dan di Indonesia juga terlihat dari manuskrip kuno yang digunakan Plato untuk menjelaskan Atlantis, seperti adanya sungai, gunung berapi, masyarakatnya bisa membangun candi, habitat padat, masyarakat yang taat agama, patuh hukum, dan tidak mementingkan harta.
“Dari sisi demografi, Atlantis sangat mirip dengan Indonesia,” kata Danny.
Ia juga menyampaikan, Atlantis hilang karena curah hujan yang sangat besar pada saat itu, sehingga menyebabkan banjir besar dan kemudian menenggelamkan Atlantis.
“Proses menghilangnya Atlantis tidak dalam waktu sehari semalam, tapi terjadi selama beribu-ribu tahun yang disebabkan banjir yang terus menerus datang,” jelas Danny.
Sementara di karya Timiaeus, Plato menjelaskan, bukan hanya banjir yang menyebabkan hilangnya Atlantis. Tapi, masih banyak bencana lain yang menyebabkan musnahnya Atlantis dan peradabannya.
“Bencana-bencana di Indonesia juga sering terjadi, seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan lainnya. Dari konsep bencana katastrofi dan musnahnya peradaban, banyak juga peradaban di Indonesia yang hancur karena adanya bencana,” tutup Danny. [006-vivanews].

Beritasatu.com

Senin, 20 Mei 2013 | 19:50
Mencari Atlantis di Gunung Padang Melalui Buku
Jakarta – Banyak perdebatan mengenai Atlantis, negeri dengan peradaban tinggi yang hilang, yang diutarakan Plato berabad-abad lalu. Sebagian mengatakan Atlantis itu tidak benar-benar ada atau dengan kata lain Plato hanya berkhayal.
Namun, Dr Danny Hilman Natawidjaya dan tim Katastrofi Purba yakin bahwa Atlantis ada, dan kemungkinannya berada di Indonesia. Hal itu dijabarkannya melalui buku barunya yang berjudul “Plato Tidak Bohong Atlantis Ada di Indonesia”.
“Naskah yang didapat Plato dari kakek buyutnya tentang Atlantis benar-benar mendeskripsikan Atlantis dengan detail. Tertulis disitu bahwa negeri Atlantis berada di daerah tropis yang sangat subur yang terbaik di dunia, menghasilkan buah-buahan sangat berlimpah dan banyak sekali macamnya.
Disebutkan juga dengan detail faunanya. Atlantis juga kaya akan mineral dan logam. Dan plato juga menjelaskan kondisi dataran dari negeri atlantis tersebut. Lebih lanjut lagi terdapat penjelasan tentang ciri rakyat Atlantis yang saleh dan patuh pada Tuhan,” ujar Danny saat peluncuran bukunya di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Senin (20/5).
Selain menganalisa naskah Plato tersebut dengan ilmu pengetahuan, Danny dan tim juga membandingkan apa yang dikatakan Plato dengan ayat-ayat yang ada di Alquran.
“Kita mengambil beberapa ayat Alquran yang menurut kami cukup relevan dengan bencana peradaban yang membuat beberapa zaman hilang tanpa jejak. Dalam beberapa ayat Alquran seperti di Surat Al-Fajr, Hud dan juga pengalaman Nabi Nuh mengatakan bahwa Allah pernah menciptakan beberapa umat sebelum zaman manusia goa,” jelas Dr Ali Akbar ketua tim arkeolog untuk Gunung Padang.
Ali dan timnya membuktikan bahwa apa yang dikatakan Plato dan ayat-ayat Alquran itu benar. Karena mereka menemukan situs di Gunung Padang yang menandakan bahwa telah terjadi peradaban tinggi sebelum jaman purba.
“Penelitian di situs Gunung Padang ini sudah berlangsung dari tahun 1979. Semakin kesini semakin kita menemukan bahwa Gunung Padang tidak terbentuk karna faktor alam, banyak unsur-unsur yang memiliki karakteristik yang berbeda. Apapun yang ada di dalamnya itu adalah buatan manusia pada ratusan ribu tahun yang lalu dengan peradaban tinggi,” tandas Danny dengan yakin.
Namun, hingga hari ini tim arkeolog tetap berusaha meneliti untuk membuktikan lebih jauh lagi. Apakah yang tertanam di Gunung Padang Atlantis yang hilang atau bukan.
Penulis: Kharina Triananda/TK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar